Medan, InfoMu.co – Dr. H.M. Jamil MA, Rektor Universitas Al-Wasliyah Medan menjadi narasumber mudzakarah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, Ahad (17/4). Dr. HM Jamil MA menyampaikan tema “Tata Kota dalam Perspektif Al-Qur’an“. Tema ini menarik ditengah menguatnya isu pembangunan kota (baru) Ibukota Negara di Penajam, Kalimantan.
Pembangunan sebuah kota sesungguhnya harusnya memiliki motivasi yang jelas. Karena tanpa motivasi yang jelas maka akan membuat kehancuran. ” Membuat kota harus memiliki persiapan yang matang dan diisi oleh orang-orang yang dekat dengan Allah. Bila tidak Allah akan menghancurkannya.
” Jadi dalam Islam untuk membangun kota harus dibangun dengan perencanaan dan motivasi yang jelas. Demikian juga memberi perhatian pada kondisi alam di mana lokasi itu akan dibangun misalnyan tingkat kerawanan bencana, struktur tanah termasuk ancaman banjir,” jelas MH Djamil.
Dr. HM Jamil menjelaskan beberapa contoh kota yang kemudian hancurkan Allah karena ‘kedurhakaan’ umat kepada Allah. Dicontohkan salah satunya adalah Kota Iram yang dihancurkan Allah. Kota Iram atau Aram merupakan kota tempat tinggal kaum ‘Ad. Kota Iram yang berada dilokasi padang pasir Zhafar dekat Kota Shalabah, selatan Oman, juga juga dikenal dengan negeri pilar karena sisa-sisa pilar tinggi yang menunjukkan peradaban kaum yang maju. Kota Iram di azab Allah karena kaum ‘Ad melakukan pembangkangan kepada Nabi HUD. ” Yaitu penduduk Iram yang memiliki bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum belum pernah dibangun (suatu kota) seperti negeri-negeri lain (QS Al-Fajr 7-8).
Selain kota Iram, HM Djamil juga memberi ilustrasi kota lainnya yang dihancurkan Allah, yakni Kota Madyan ( disebut dalam Al-Quran pada Surat At-Taubah 70, Al-Hijr 78, Thaha 40 dan Al-Hajj 44). Kota Madyan berada dikawasan Al-Bada’, dekat Laut Merah diperbatasan Yordania dan Palestina.
Kota Ideal dalam Al-Qur’an
Kota adalah tempat berkumpulnya manusia yang ditandai dengan bangunan rumah-rumah sebagai tempat tinggal dan dibatasi oleh seperangkat hukum dan peraturan-peturan.
Dalam Al-Quran ada tiga kata yang terkait dengan tata-kota. Tiga kata itu adalah Al-Qaryah, Al-Madinah dan Al-Balad. Ketiga kata ini menjadi kunci untuk memahami kota ideal dalam Al-Qur’an.
Dari tiga kata penting terkait tata-kota itu, HM Djamil mebahas lebih detail seputar tata-kota di Madinah. Dalam Al-Quran kata Madinah disebutkan sebanyakj 14 kali. Kata Madinah cukup banyak dibahas khususnya terkait dengan kota Madinah yang dijadikan Rasulullah SAW sebagai bentuk pemerintahan dan interaksi umat yang lebih kompleks dan dinamis.
Ada empat langkah yang ditempuh nabi dalam membentuk masyarakat Islam, seperti mendirikan masjid, kemudian dapat mempersatukan kelompok, perjanjian untuk saling membantu dan meletakkan dasar politik, sosial bagi terbentuknya mnasyarakat baru dengan ajaran Islam sebagai pondasinya.
Dari penafsiran kata al-Qaryah, al-Madinah dan Al-Balad mensyaratkan kota idel harus memiliki tiga poin pokok, yakni : kota harus mampu memberikan rasa aman ( diistilah dengan balad al amiin), kota yang memberikan kenyamanan dan memiliki tata-ruang yang baik ( penataan dan pemimpin yang baik).
Beberapa hal yang mesti yang harus mendapat perhatian dalam membangun sebuah kota. Pertama adalah Masjid, gerbang dan tataruang dan penghijauan untuk membangun negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Mudzakarar seputar sisitem tata surya dan tata kota ditandai dengan berlangsungnya diskusi dengan sejumlah peserta. (Syaifulh)
