Jakarta, InfoMu.co – Sumatera Utara meraih dua penghargaan pada peringatan hari HIV Aids sedunia tahun 2020. Dua penghargaan itu diterima oleh Pakar dan pejuang HIV terbaik se Indonesia, DR. dr. Umar Zein, Sp.PD, KPTI. Kemudian penghargaan lain diterima Puskasmas Padang Bulan, Medan.
Sementara itu, Provisi Bali terpilih menjadi provinsi terbaik dalam pengelolaan dan pelayanan HIV Aids, disusul Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Banten. Sedangkan kabupaten/kota terbaik diraih oleh Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Pusat disusul Jakarta Selatan.
Untuk katagori rumah sakit terbaik, diraih oleh RS Budi Kemuliaan Jakarta, RS St Carolus Bandung dan RS Dr. Sutomo Surabaya. Untuk katagori puskesmas terbaik diraih Puskesmas Cengkareng (Bantan), Puskesmas Padang Buan Medan dan Puskesmas Tambora Jakarta.
Penghargaan diraih pada acara pertemuan dan evaluasi nasional tahun 2020 di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Peringan Hari HIV AID’S
Peringan hari HIV AIDS tahun 2020 berlangsung di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan. Peringan dihadiri oleh perwakilan Menko dan Menteri Kabinet Indonesia Maju, pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan Kementerian Kesehatan, Staf Khusus Menteri Kesehatan, perwakilan KSP, perwakilan BKKBN, organisasi profesi, LSM serta mitra pembangunan.
Tentunya berlangsungnya kegiatan ini, berlandaskan pada protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak serta turut disediakan hand sanitizer.
Dalam laporannya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa tahun ini peringatan HAS mengangkat tema “Perkuat Kolaborasi, Tingkatkan Solidaritas : 10 Tahun Menuju Akhir AIDS 2030″. Tujuan dari tema tersebut untuk memperkuat kolaborasi dan solidaritas atas pemangku kepentingan dalam melakukan pencegahan serta pengendalian HIV/AIDS.
Bagian penting adalah mendorong setiap orang mengetahui status HIV pada dirinya dengan melakukan tes HIV serta segera melakukan pengobatan ARV bagi ODHA.
“Dengan pemahaman tersebut diharapkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA akan menurun bahkan hilang,” kata Nadia.
Selain itu, Nadia juga menekankan bahwa kendati saat ini fokus kita adalah pencegahan dan penanganan COVID-19, namun pada saat yang sama kita semua juga harus terus melakukan upaya penanganan untuk masalah kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS.
Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit M. Budi Hidayat mengatakan bahwa rangkaian peringatan HAS 2020 yang juga bertepatan dengan momentum 10 tahun menuju akhir epidemi AIDS, diharapkan dalam rentang waktu tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin sehingga dapat berdampak bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Mewakili Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sekretaris Jenderal Oscar Primadi dalam sambutannya mengatakan bahwa penguatan kolaborasi harus dilakukan dengan semua pihak termasuk pemerintah pusat, daerah, swasta dan seluruh masyarakat, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS ke depan bisa terselesaikan dan target ending HIV/AIDS pada 2030 mendatang tercapai.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai HIV/AIDS, Menkes menekankan agar diseminasi informasi mengenai pencegahan dan pengendalian HIV yang benar kepada masyarakat luas, tes HIV bagi semua orang serta pengobatan sedini mungkin bagi mereka yang positif.
“Untuk mengakhiri epidemi dan ending HIV/AIDS pada 2030, kita mewujudkan Three Zero yaitu tidak ada kasus baru HIV/AIDS, tidak ada kematian akibat HIV/AIDS, tidak ada stigma dan diskriminasi pada ODHA,” terangnya. (Syaifulh)