Surabaya, InfoMu.co – Dinas Kesehatan Banyuwangi Jawa Timur menyatakan jumlah santri di Ponpes Darussalam, Blokagung, yang positif COVID19 menjadi 622 orang. Sebelumnya, Kementerian Agama menyebut ada 539 santri yang positif Covid-19.
“Sampai akhirnya 622 yang terkonfirmasi positif hasil dari pengambilan swab di lokasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono., Selasa (1/9).
Rio menjelaskan penularan virus corona di Ponpes Darussalam Blokagung bermula ketika empat santri mengalami gejala klinis Covid-19, pada 14 Agustus lalu. Mereka langsung menjalani pemeriksaan kesehatan dan rapid test di puskesmas Banyuwangi.
“Berdasarkan hasil rapid test mereka dinyatakan reaktif semua,” ujarnya.
Dari temuan itu, kata Rio, pengurus pesantren dan Dinkes Banyuwangi melakukan tracing terhadap sejumlah santri lain yang melakukan kontak erat. Hasilnya ditemukan 502 orang pernah kontak erat dengan empat santri positif Covid-19 itu.
“Dari situ didapatkan 96 santri yang reaktif rapid test. 77 di antaranya kemudian positif berdasarkan tes swab,” katanya.
Rio mengatakan secara berkala Dinkes Banyuwangi terus melakukan tes swab massal kepada ratusan santri. Kini hasilnya, sebanyak 622 santri dinyatakan positif virus corona.
Menurut Rio, lingkungan pesantren memiliki risiko penularan corona yang tinggi lantaran para santri hidup dengan berkelompok dan jarak yang sangat dekat.
“Jika ada satu saja yang terkena maka akan dengan cepat meluas,” ujarnya.
Rio mengklaim pihaknya penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sudah dilakukan oleh seluruh pondok pesantren di Banyuwangi. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi juga terus melakukan pemantauan dan pengarahan soal protokol kesehatan.
Namun, ia mengatakan pengawasan protokol kesehatan di pesantren memang sulit diterapkan karena yang diawasi berjumlah ribuan orang.
“Tapi ya memang susah, karena seperti pondok yang ini jumlah santrinya enam ribu, sangat banyak, dan sulit untuk memantau orang per orang,” katanya.
Santri Bergerombol
Sementara itu, Juru Bicara Ponpes Darussalam, Nihayatul Wafiroh, mengatakan pesantren tersebut dihuni sekitar 6.000 santri. Mereka tinggal dan tidur di asrama dengan bergerombol. Bahkan satu ruangan dihuni kurang lebih 20 santri.
“Enam ribu santri, tinggalnya di asrama, satu ruangan banyak (20 orang), macam-macam, ada yang kurang ada yang lebih,” ujar Nihayatul, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
Meski begitu, Nihayatul mengklaim kondisi Ponpes Darussalam benar-benar aman. Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga telah ditegakkan di kalangan santri.
Ia menyebut setelah diliburkan selama masa pandemi dan lebaran, para santri yang akan kembali ke pondok, harus memenuhi sejumlah syarat ketat. Bagi santri dari daerah asal Banyuwangi, mereka harus membawa surat keterangan sehat dari puskesmas tempat mereka tinggal.
Sedangkan santri dari luar daerah Banyuwangi, mereka haruslah lebih dulu menjalani rapid test sebelum masuk ke pondok. Tak hanya itu, santri luar daerah pun harus lebih dulu menjalani masa karantina selama 14 hari di tempat khusus sebelum mereka bergabung dengan santri lainnya.
Kendati demikian, Nihayatul, yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PKB mengaku tak tahu bagaimana awalnya ratusan santrinya tersebut bisa tertular virus corona.
“Ya nggak tahu ya, namanya takdir,” katanya.
Saat ini, Nihayatul mengatakan pihaknya sedang fokus pada penanganan penyebaran dan penyembuhan santri dari Covid-19. Para santri juga telah dikarantina di tempat yang sudah di sediakan.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Ahmad Zayadi mengatakan sebanyak 539 santri di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kabupaten Banyuwangi positif virus corona.
“Tercatat 539 santri terkonfirmasi covid-19 dari 624 santri yang di swab,” kata Ahmad dalam keterangan resminya yang dikutip di situs Kemenag RI, Selasa (1/9). (CNN)