Tuhfah al-Thullāb fī al-‘Amal bi al-Usthurlāb”
Karya Ahmad bin Abdillah bin al-Shaffar (abad ke-5 H/11 M)
Oleh Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU
Naskah berjudul “Tuhfah al-Thullāb fī al-‘Amal bi al-Usthurlāb” ini adalah karya seorang astronom asal Andalusia (Spanyol) bernama Ahmad bin Abdillah bin al-Shaffar (abad ke-5 H/11 M). Seperti tampak pada judulnya, naskah ini membahas tentang satu instrumen astronomi bernama astrolabe (Arab: al-usthurlab), yaitu instrumen astronomi yang sangat populer di peradaban Islam.
Salah satu salinan naskah buku ini terdapat di Perpustakaan Al-Azhar nomor 18 (ar-risalah) dengan kode 12/4386. Naskah ini terdiri dari 28 lembar, ukuran 22 x 16 sentimeter. Naskah ini tergabung dengan beberapa koleksi naskah lain (naskah “Tuhfah al-Thullāb fī al-‘Amal bi al-Usthurlāb” dimulai dari lembar dari ke-330 sampai lembar ke-358). Naskah ini telah diterjemah oleh Platon de Tivoli ke dalam bahasa Latin sekitar tahun 1134 M dan ke dalam bahasa Ibrani (Hebrew) pada sepertiga akhir abad ke-13 M. Terjemah atas naskah ini tidak lain menunjukkan urgensi naskah.
Keunggulan naskah ini diantaranya adalah dari segi konstruksi pembahasannya, yaitu dengan mengunakan diksi-redaksi bahasa Arab yang baik, dan konstruksi pemikiran astrolabe di dalamnya sangat jelas. Selain itu, penulis (Ibn Shaffar) memang dikenal memiliki keahlian dan kepiawaian dalam bidang konstruksi instrumen astronomi khususnya astrolabe. Sejarah mencatat, Ibn Shaffar secara langsung mengonstruksi sejumlah instrumen astrolabe dan instrumen-instrumen observasional lainnya.
Lembar pertama naskah “Tuhfah al-Thullāb fī al-‘Amal bi al-Usthurlāb” karya Ibn ash-Shaffar (abad ke-5 H/11 M).
Lembaran ini menjelaskan bagian belakang astrolabe. Disini Ibn Shaffar menjelaskan bagian-bagian astrolabe, seperti al-halqah atau al-‘ulaqah (yaitu tiang untuk menggantungkan astrolabe). Lalu al-‘urwah, al-kursy (al-hāshir) yaitu tambahan bagian luar astrolabe yang mejadi tempat untuk menggantungkan umm al-usthurlāb, yang biasanya dihiasi dengan kaligrafi dan di atasnya dituliskan nama pembuatnya. Lalu al-umm yaitu lempeng besar yang meliputi seluruh lempeng astrolabe (yaitu berupa lingkaran lempeng besar yang memiliki pengait di seluruh lempeng bagian dalam). Lalu al-hujrah (yaitu ruang kosong di bagian umm al-usthurlāb) yang terbagi kepada 360 derajat yang merupakan periode astronomi. Lalu shafā’ih di bagian dalam astrolabe (biasanya bagian-bagian timbul di atas al-hujrah dan tertera garis-garis lintang dan bujur untuk beberapa wilayah). Lalu di lembaran ini juga jelaskan gambar-gambar yang ada pada lempengan astrolabe. Dimana di tiap-tiap lempeng ada tiga lingkaran, yaitu lingkaran kecil, lingkaran menengah, dan lingkaran besar. Salinan naskah ini ditulis dengan khat naskh, dan menggunakan sistem acuan halaman (nizham ta’qibah).
Nama lengkap Ibn Shaffar adalah Abu al-Qasim Ahmad ‘Abd Allah bin Umar bin al-Shaffar al-Andalusi. Dia seorang ahli matematika, aritmetika, insinyur, astronom, dan dokter. Belajar di Cordova, diantaranya kepada Maslamah al-Majrithi. Wafat di Andalusia. Beberapa sumber menyebutkan dia wafat tahun 426 H/1053 M, sedangkan Al-Maqarri dalam “Nafh al-Thayyib” menyebutkan Ibn Shaffar wafat tahun 433 H. Artinya, dapat dipastikan bahwa Ibn Shaffar wafat diantara tahun-tahun itu.
Kontribusinya dalam astronomi antara lain observasi bintang-bintang dan benda-benda langit. Beberapa karya Ibn Shaffar antara lain:
1. Tuhfah al-Thullāb fī al-‘Amal bi al-Usthurlāb.
2. Zaij Mukhtashar Madzhab as-Sind Hind.
3. Kitāb fī al-‘Amal bi al-Usthurlāb.
Penulis, Oleh Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar
Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU