116 Tahun Muhammadiyah: Mengabdi Tanpa Henti untuk Umat dan Bangsa
Oleh: Partaonan Harahap, ST., MT
Tahun 2025 menjadi momen reflektif sekaligus proyektif bagi Muhammadiyah yang genap berusia 116 tahun. Sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta, Muhammadiyah telah menempuh perjalanan panjang sebagai gerakan Islam yang mencerahkan, membebaskan, dan memberdayakan umat. Tema Milad ke-116, “Muhammadiyah
Unggul Berkemajuan,” menjadi cermin dari komitmen Muhammadiyah dalam membangun kualitas unggul di berbagai lini kehidupan dan terus bergerak maju menjawab tantangan zaman.
Unggul bukan hanya dalam kuantitas amal usaha, tetapi dalam kualitas kader, pemikiran, dan kontribusi nyata bagi umat dan bangsa. Berkemajuan, bukan sekadar slogan, tetapi jalan sunyi perubahan yang berbasis ilmu, iman, dan amal.
Muhammadiyah berdiri dengan semangat tajdid dan keikhlasan untuk mengabdi. Dari pendidikan, kesehatan, sosial, hingga pemberdayaan ekonomi, Muhammadiyah hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat. Ribuan sekolah dan lebih dari seratus perguruan tinggi, termasuk Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), menjadi pilar utama dalam mencetak generasi unggul. Dalam bidang kesehatan, rumah sakit Muhammadiyah telah menjadi ujung tombak pelayanan yang profesional dan merata. Bahkan di tengah pandemi COVID-19, Muhammadiyah menjadi kekuatan masyarakat sipil yang tangguh melalui kontribusi jaringan
layanan kesehatan dan bantuan sosial.
Namun, pengabdian Muhammadiyah tidak hanya dalam bentuk fisik dan program. Muhammadiyah hadir sebagai kekuatan ide dan moral, menjawab tantangan bangsa dengan pikiran rasional, etika yang luhur, serta semangat keislaman yang inklusif. Muhammadiyah membuktikan bahwa menjadi unggul bukan berarti elitis, dan menjadi berkemajuan bukan berarti lepas dari akar nilai-nilai Islam. Gerakan ini justru mengakar kuat pada nilai Al-Ma’un, yang menggerakkan nalar dan nurani untuk hadir di tengah masyarakat, memberi solusi, membangun
harapan.
Dalam konteks itu, Sumatera Utara sebagai salah satu wilayah penting dalam peta dakwah Muhammadiyah, kini mengemban amanah besar: menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-49 pada tahun 2027. Penetapan ini bukan hanya kehormatan simbolik, tetapi tanggung jawab strategis yang menjadi bukti kepercayaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah terhadap kesiapan infrastruktur, kualitas kader, dan semangat gerakan Muhammadiyah di wilayah barat Indonesia.
Momentum Milad ke-116 ini menjadi titik tolak untuk mengonsolidasikan seluruh potensi Muhammadiyah di Sumatera Utara dalam menyongsong Muktamar 2027. Seluruh elemen, dari tingkat wilayah, daerah, cabang, hingga ranting, termasuk amal usaha dan organisasi otonom, kini bahu-membahu menyusun peta jalan menuju suksesnya perhelatan lima tahunan itu. Persiapan tidak hanya berupa pembangunan fisik seperti arena Muktamar dan fasilitas pendukung, tetapi juga penguatan manajemen organisasi, peningkatan kualitas kader, dan sinergi
lintas sektor. Semangat gotong royong dan ukhuwah Islamiyah menjadi bahan bakar utama yang menggerakkan warga Muhammadiyah di Sumatera Utara untuk menyambut para tamu dari seluruh penjuru Nusantara dan dunia.
Kehadiran Muktamar di Sumatera Utara akan menjadi etalase kemajuan Muhammadiyah di kawasan barat Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa gerakan ini telah menjadi kekuatan nasional yang merata. Sumatera Utara bukan lagi pinggiran, tetapi pusat. Pusat ide, pusat energi, dan pusat penggerak perubahan. Semangat ini selaras dengan tema Milad tahun ini: “Muhammadiyah Unggul Berkemajuan.” Unggul dalam mengelola kepercayaan, berkemajuan dalam membangun peradaban.
Warga Muhammadiyah Sumatera Utara menyadari bahwa Muktamar bukan sekadar acara besar, tetapi momentum sejarah. Maka kerja-kerja persiapan dilakukan dengan penuh cinta, ketekunan, dan dedikasi. Dalam proses ini, tidak hanya infrastruktur yang dibangun, tetapi juga infrastruktur sosial berupa kepercayaan publik, keharmonisan antarumat, dan reputasi gerakan yang inklusif serta terbuka.
Melalui semangat “Mengabdi Tanpa Henti untuk Umat dan Bangsa,” Muhammadiyah di usia ke-116 membuktikan bahwa dakwah tidak hanya di mimbar, tetapi di ruang publik, di desa-desa, di sekolah dan kampus, di rumah sakit, di forum kebijakan, dan di tengah dinamika sosial masyarakat. Muhammadiyah terus menjadi kekuatan pembaruan yang tidak terjebak nostalgia, tapi memandang ke depan dengan visi tajdid yang progresif.
Semoga dengan semangat Milad ke-116 ini, Sumatera Utara tidak hanya menjadi tuan rumah Muktamar, tetapi juga rumah ide-ide segar, rumah kepemimpinan berkemajuan, dan rumah harapan umat. Mari bersama, menjadikan Muktamar 2027 sebagai manifestasi nyata dari tema besar kita: “Muhammadiyah Unggul Berkemajuan”, dari Sumatera Utara untuk Indonesia, bahkan untuk dunia. (***)
*** Penulis adalah Sekretaris LPCR-PM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara, Dosen Fakultas Teknik UMSU, dan Ketua Asosiasi Alumni Teknologi Teladan Medan (AATT)

